Sudah baca tulisan saya sebelumnya soal penilaian kuantitatif? Kalau belum, baca dulu ya.

Kompleksnya Penilaian Kuantitatif untuk Hal yang Bersifat Kualitatif

Kenapa kamu perlu baca itu dulu? Karena akan sedikit berkaitan dengan tulisan saat ini.

Banyak Pekerjaan

Oke, jadi singkat cerita, beberapa bulan belakangan saya sangat banyak memiliki kegiatan di luar pekerjaan utama saya. Tenang, tidak mengganggu pekerjaan utama, hanya mengurangi waktu pribadi saya yang mungkin bisa digunakan untuk aktivitas seperti olah raga, bersosialisasi, dll.

Namun dalam pikiran saya muncul, jadi apakah dengan banyak pekerjaan ini menjadi produktif? Well, pada akhirnya saya jatuh sakit, selama 2 minggu lebih dan itu sangat mempengaruhi berbagai hal dan mengorbankan pekerjaan lain tentunya.

Apakah Produktif?

Sedikit melirik ke pengalaman saya tadi, kok sepertinya tidak produktif. Ada beberapa hal pertimbangan:

1. Saya tidak merasa sudah memberikan effort 100% pada tugas-tugas itu. Palingan sekitar 50-60% yang artinya setengah-setengah. Effort paling tinggi hanya 80% dan itu saat saya fokus penuh.

2. Saya tidak merasa memberikan impact atau dampak positif terharap penerima. Namanya saya memberikan jasa, jasa saya seharusnya akan bernilai jika memberikan dampak kepada yang menerima. Maksudnya menerima ini bukan pemberi tanggung jawab tetapi lebih ke target audiance.

3. Saya tidak suka kalau banyak pekerjaan = produktif. Saya merasa bukan soal banyak pekerjaan, tetapi ke kualitas pekerjaan itu/

4. Apakah hanya sekedar mencari penghasilan tambahan?

Ya, saya batasi dengan 3 kalimat di atas dulu. Pembaca harap bijak menyikapinya. Saya serahkan kepada pembaca apakah itu produktif atau justru sekedar menjalankan tugas.

Simpulan

Jadi, saya merasa, saya belumlah produktif. Saya merasa sekedar menjalankan tugas. Terlebih, karena memang kondisi di mana saya sedang butuh penghasilan tambahan. Ini bukan soal benar/salah. Terlebih, apakah ini produktif atau tidak?

Tetep semanget walau masih banyak kerjaan. :')